Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Dr Sjarief Hasan menegaskan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 20 juta tidak menggunakan agunan (jaminan). Hal ini untuk menolong masyarakat mendapatkan modal usaha.
"Sebanyak Rp 20 juta tidak pakai agunan, di atas Rp 20 juta pakai," jelas Sjarief kepada wartawan di sela-sela acara peresmian pembukaan kantor PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Cabang Medan, dengan tema mencanangkan program pengembangan Kapasitas usaha UMKM dan Koperasi se-Sumut, Kamis (17/2) malam.
Pada kesempatan itu dia menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan dana senilai Rp 18 triliun untuk program KUR tahun 2011, untuk pemberdayaan usaha koprasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Dalam upaya menurunkan angka kemiskinan. Selain itu, pemerintah juga memberikan dana penjaminan KUR senilai Rp20 triliun.
Sjarief Hasan mengatakan, komitmen pemerintah terhadap pelaku koperasi dan UMKM sangat tinggi, mengingat berdasarkan laporan yang ada, pelaku koperasi dan UMKM memiliki porsi yang sangat luar biasa.
Dijabarkannya, saat ini terdapat sebanyaj 52,7 juta unit usaha masyarakat bergerak di bidang sektor UMKM. Nah, dari itu saja, pengusaha mikro (kecil) ada 52,2 juta unit. Sementara pengusaha nasional hanya 4.677, dan koperasi ada 177.485 unit. "Betapa kuatnya struktur ekonomi kita," katanya.
Untuk itu, sambungnya kembali, pemerintah sangat menyadari bahwa bila Indonesia ingin betul-betul sejahtera, maka pelaku koperasi dan UMKM yang harus didorong, agar perekonomian bisa maju. "Karena UMKM ini sangat tahan terhadap prodak impor, begitu juga dengan masalah-masalah ketahanan pangan. Untuk itu pemerintah dalam hal ini sangat komit," sebutnya.
Sjarief menjamin, bila dana KUR dapat terserap dengan baik, maka hasilnya akan sangat membantu mengurangi angka kemiskinan dari angka 13,3 persen, menjadi 12 persen di tahun 2011, dan ditargetkan pada 2014, mencapai angka delapan persen.
"Di kementerian koperasi dan UMKM, juga ada program untuk badan layanan umum (blu), itu namanya dana bergulir. Jadi pada dasarnya komitmen pemerintah sangat betul-betul tinggi, terhadap pelaku usaha koperasi dan UMKM," tandasnya. [.harian-global.com]
"Sebanyak Rp 20 juta tidak pakai agunan, di atas Rp 20 juta pakai," jelas Sjarief kepada wartawan di sela-sela acara peresmian pembukaan kantor PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Cabang Medan, dengan tema mencanangkan program pengembangan Kapasitas usaha UMKM dan Koperasi se-Sumut, Kamis (17/2) malam.
Pada kesempatan itu dia menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan dana senilai Rp 18 triliun untuk program KUR tahun 2011, untuk pemberdayaan usaha koprasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Dalam upaya menurunkan angka kemiskinan. Selain itu, pemerintah juga memberikan dana penjaminan KUR senilai Rp20 triliun.
Sjarief Hasan mengatakan, komitmen pemerintah terhadap pelaku koperasi dan UMKM sangat tinggi, mengingat berdasarkan laporan yang ada, pelaku koperasi dan UMKM memiliki porsi yang sangat luar biasa.
Dijabarkannya, saat ini terdapat sebanyaj 52,7 juta unit usaha masyarakat bergerak di bidang sektor UMKM. Nah, dari itu saja, pengusaha mikro (kecil) ada 52,2 juta unit. Sementara pengusaha nasional hanya 4.677, dan koperasi ada 177.485 unit. "Betapa kuatnya struktur ekonomi kita," katanya.
Untuk itu, sambungnya kembali, pemerintah sangat menyadari bahwa bila Indonesia ingin betul-betul sejahtera, maka pelaku koperasi dan UMKM yang harus didorong, agar perekonomian bisa maju. "Karena UMKM ini sangat tahan terhadap prodak impor, begitu juga dengan masalah-masalah ketahanan pangan. Untuk itu pemerintah dalam hal ini sangat komit," sebutnya.
Sjarief menjamin, bila dana KUR dapat terserap dengan baik, maka hasilnya akan sangat membantu mengurangi angka kemiskinan dari angka 13,3 persen, menjadi 12 persen di tahun 2011, dan ditargetkan pada 2014, mencapai angka delapan persen.
"Di kementerian koperasi dan UMKM, juga ada program untuk badan layanan umum (blu), itu namanya dana bergulir. Jadi pada dasarnya komitmen pemerintah sangat betul-betul tinggi, terhadap pelaku usaha koperasi dan UMKM," tandasnya. [.harian-global.com]