Sedikitnya 15 institusi terdiri dari badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik daerah (BUMD), asosiasi profesi, lembaga kesenian hingga para penerbit buku menyiapkan fasilitasi bagi pemberdayaan dan peningkatan kinerja usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang diprogramkan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Jawa Timur.
Ke-15 institusi itu antara lain meliputi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT PGN Tbk, Bank BNI, Bank Jatim, PT Jamkrida, Pusat Desain Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Dinas Pariwisata Jawa Timur, Lembaga Layanan Pameran Kementerian Koperasi & UKM, Kementerian Luar Negeri, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur, Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Jawa Timur, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) dan lainnya lagi.Masing-masing lembaga itu memiliki program pemberdayaan UMKM sesuai potensi dan bidang kegiatan lembaga bersangkutan, sehingga bisa disinergikan dengan Dinkop & UMKM Jatim.
“Kami telah bertemu dengan masing-masing pihak dan kini tengah menyiapkan penandatanganan nota kesepahaman,” ujar Moch. Hadiyanto, Kepala Bidang UMKM Dinkop & UMKM Jatim, belum lama ini.Dia meyakini dengan dilakukannya pembinaan UMKM secara bersinergi akan mempercepat pencapaian hasil guna sekaligus menjangkau UMKM lebih banyak lagi. Maklum, UMKM di Jatim yang membutuhkan sentuhan pengembangan tidak sedikit jumlahnya, mengingat di provinsi tersebut terdapat 4,2 juta unit UMKM.
Hal itu disebabkan problem yang menghinggapi UMKM akan dapat diatasi melalui pemanfaatan potensi masing-masing pembina. Bank BNI, misalnya, telah menyiapkan program pelatihan bagi UMKM agar menjadi feasible sekaligus bankable. Tentu saja aspek tersebut sangat penting, karena UMKM banyak yang terkendala mengakses dana kredit di bank akibat tidak memenuhi persyaratan perbankan.
Bank pelat merah tersebut sekaligus menyanggupi dukungan dana corporate social responsibility (CSR) untuk pemberdayaan UMKM melalui klinik UMKM yang dioperasikan Dinkop & UMKM Jatim. Pembiayaan dilakukan secara reguler setiap bulan sesuai jadwal kegiatan pelatihan usaha di klinik.
Kebutuhan UMKM atas dana permodalan diperkuat oleh peran PT Jamkrida (Penjaminan Kredit Daerah yakni BUMD bentukan Pemprov Jatim) yang akan memfasilitasi penjaminan bagi UKM yang kesulitan menyediakan kolateral. BUMD tersebut akan membantu UKM untuk mendapatkan kucuran kredit lunak dari Bank Jatim.
Paket wisata
Produk-produk unggulan dari setiap kabupaten/kota di Jatim yang disuguhkan di Gedung Pameran UKM dan Gedung Souvenir yang dioperasikan Dinkop & UMKM Jatim tak ayal bisa pula dimasukkan dalam paket wisata. Kedua gedung itu akan diisi aneka produk yang dihasilkan UMKM dengan jadwal pameran setiap dua minggu, kemudian digantikan produk lainnya lagi. Pamerannya berlangsung terus-menerus sepanjang tahun.
Itulah sebabnya, maka Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Timur juga merasa perlu bersinergi dengan Dinkop & UMKM Jatim, dimana instansi yang membidangi kepariwisataan itu akan menggunakan stan guna menawarkan potensi pariwisata Jatim. Sasarannya adalah turis yang berkunjung ke gedung berisikan produk unggulan daerah itu akan betah berlama-lama mengunjungi Jatim.
Pihak yang membawa turis adalah biro perjalanan wisata, yang dipandu oleh para pramuwisata saat mengunjungi obyek wisata. Sekretaris Eksekutif Asita Jatim, Nanik Sutiningtyas, mengakui biro perjalanan anggota asosiasi tersebut memasukkan kunjungan ke Gedung Souvenir Jawa Timur sebagai salah satu obyek dalam paket wisata.
“Dengan adanya gedung berisi produk souvenir [yang disiapkan Dinkop & UMKM Jatim] berlokasi di Surabaya, maka turis domestik maupun mancanegara tidak akan kesulitan manakala membutuhkan barang-barang souvenir. Tidak perlu lagi datang ke daerah-daerah yang lokasinya berjauhan satu sama lain,” tuturnya, belum lama ini.
Aktifitas demikian akan berproses secara saling membutuhkan. Di satu pihak, biro perjalanan akan lebih mudah untuk mencarikan souvenir bagi para turis, dan di pihak lain UMKM akan terbantu pemasaran produknya.
Produk bagaimana yang berkualitas dan diminati oleh para pembeli tentulah membutuhkan seleksi, dan untuk itu dibutuhkan peran Dekranasda Jatim guna berkoordinasi dan menggalang potensi di daerah-daerah melalui kerja sama dengan dinas yang membidangi koperasi & UKM di tingkat kabupaten/kota.
Koordinasi semacam itu tidak sebatas menampilkan produknya, melainkan sekaligus para perajin didatangkan untuk melakukan demo pembuatan produk atau kerajinan tertentu. Dengan adanya tampilan proses pembuatan produk, maka Asita mengagendakan kunjungan wisata UKM yakni turis diberikan kesempatan untuk belajar memproduksi sesuatu barang kerajinan.
Peran dari lembaga lainnya lagi seperti Pusat Desain ITS akan direalisasikan sesuai bidang keahlian tentang desain produk, dan aspek tersebut tergolong penting agar para pelaku UMKM mampu menghasilkan produk baru yang menarik bagi pembeli.
Dengan digerakkannya peran masing-masing institusi, maka keberagaman problem yang dihadapi UMKM diharapkan akan dapat diatasi, Sementara institusi bersangkutan bisa menjalankan program untuk mencapai sasaran yang ditargetkan. (aac).
Ke-15 institusi itu antara lain meliputi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT PGN Tbk, Bank BNI, Bank Jatim, PT Jamkrida, Pusat Desain Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Dinas Pariwisata Jawa Timur, Lembaga Layanan Pameran Kementerian Koperasi & UKM, Kementerian Luar Negeri, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur, Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Jawa Timur, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) dan lainnya lagi.Masing-masing lembaga itu memiliki program pemberdayaan UMKM sesuai potensi dan bidang kegiatan lembaga bersangkutan, sehingga bisa disinergikan dengan Dinkop & UMKM Jatim.
“Kami telah bertemu dengan masing-masing pihak dan kini tengah menyiapkan penandatanganan nota kesepahaman,” ujar Moch. Hadiyanto, Kepala Bidang UMKM Dinkop & UMKM Jatim, belum lama ini.Dia meyakini dengan dilakukannya pembinaan UMKM secara bersinergi akan mempercepat pencapaian hasil guna sekaligus menjangkau UMKM lebih banyak lagi. Maklum, UMKM di Jatim yang membutuhkan sentuhan pengembangan tidak sedikit jumlahnya, mengingat di provinsi tersebut terdapat 4,2 juta unit UMKM.
Hal itu disebabkan problem yang menghinggapi UMKM akan dapat diatasi melalui pemanfaatan potensi masing-masing pembina. Bank BNI, misalnya, telah menyiapkan program pelatihan bagi UMKM agar menjadi feasible sekaligus bankable. Tentu saja aspek tersebut sangat penting, karena UMKM banyak yang terkendala mengakses dana kredit di bank akibat tidak memenuhi persyaratan perbankan.
Bank pelat merah tersebut sekaligus menyanggupi dukungan dana corporate social responsibility (CSR) untuk pemberdayaan UMKM melalui klinik UMKM yang dioperasikan Dinkop & UMKM Jatim. Pembiayaan dilakukan secara reguler setiap bulan sesuai jadwal kegiatan pelatihan usaha di klinik.
Kebutuhan UMKM atas dana permodalan diperkuat oleh peran PT Jamkrida (Penjaminan Kredit Daerah yakni BUMD bentukan Pemprov Jatim) yang akan memfasilitasi penjaminan bagi UKM yang kesulitan menyediakan kolateral. BUMD tersebut akan membantu UKM untuk mendapatkan kucuran kredit lunak dari Bank Jatim.
Paket wisata
Produk-produk unggulan dari setiap kabupaten/kota di Jatim yang disuguhkan di Gedung Pameran UKM dan Gedung Souvenir yang dioperasikan Dinkop & UMKM Jatim tak ayal bisa pula dimasukkan dalam paket wisata. Kedua gedung itu akan diisi aneka produk yang dihasilkan UMKM dengan jadwal pameran setiap dua minggu, kemudian digantikan produk lainnya lagi. Pamerannya berlangsung terus-menerus sepanjang tahun.
Itulah sebabnya, maka Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Timur juga merasa perlu bersinergi dengan Dinkop & UMKM Jatim, dimana instansi yang membidangi kepariwisataan itu akan menggunakan stan guna menawarkan potensi pariwisata Jatim. Sasarannya adalah turis yang berkunjung ke gedung berisikan produk unggulan daerah itu akan betah berlama-lama mengunjungi Jatim.
Pihak yang membawa turis adalah biro perjalanan wisata, yang dipandu oleh para pramuwisata saat mengunjungi obyek wisata. Sekretaris Eksekutif Asita Jatim, Nanik Sutiningtyas, mengakui biro perjalanan anggota asosiasi tersebut memasukkan kunjungan ke Gedung Souvenir Jawa Timur sebagai salah satu obyek dalam paket wisata.
“Dengan adanya gedung berisi produk souvenir [yang disiapkan Dinkop & UMKM Jatim] berlokasi di Surabaya, maka turis domestik maupun mancanegara tidak akan kesulitan manakala membutuhkan barang-barang souvenir. Tidak perlu lagi datang ke daerah-daerah yang lokasinya berjauhan satu sama lain,” tuturnya, belum lama ini.
Aktifitas demikian akan berproses secara saling membutuhkan. Di satu pihak, biro perjalanan akan lebih mudah untuk mencarikan souvenir bagi para turis, dan di pihak lain UMKM akan terbantu pemasaran produknya.
Produk bagaimana yang berkualitas dan diminati oleh para pembeli tentulah membutuhkan seleksi, dan untuk itu dibutuhkan peran Dekranasda Jatim guna berkoordinasi dan menggalang potensi di daerah-daerah melalui kerja sama dengan dinas yang membidangi koperasi & UKM di tingkat kabupaten/kota.
Koordinasi semacam itu tidak sebatas menampilkan produknya, melainkan sekaligus para perajin didatangkan untuk melakukan demo pembuatan produk atau kerajinan tertentu. Dengan adanya tampilan proses pembuatan produk, maka Asita mengagendakan kunjungan wisata UKM yakni turis diberikan kesempatan untuk belajar memproduksi sesuatu barang kerajinan.
Peran dari lembaga lainnya lagi seperti Pusat Desain ITS akan direalisasikan sesuai bidang keahlian tentang desain produk, dan aspek tersebut tergolong penting agar para pelaku UMKM mampu menghasilkan produk baru yang menarik bagi pembeli.
Dengan digerakkannya peran masing-masing institusi, maka keberagaman problem yang dihadapi UMKM diharapkan akan dapat diatasi, Sementara institusi bersangkutan bisa menjalankan program untuk mencapai sasaran yang ditargetkan. (aac).
Sumber : http://lensa.diskopjatim.go.id