Jakarta (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengatakan bahwa ketersediaan air yang layak minum di muka bumi, termasuk di Indonesia, semakin menurun.
"Dari segi kuantitatif, air tersedia, tetapi daeri segi kualitatif ketersediaan air bersih semakin menurun dan tidak bisa digunakan," kata Gusti di Banjarmasin Selasa menanggapi Hari Air Sedunia yang diperingati tiap 22 Maret.
Gusti mengatakan semakin menurunnya ketersediaan air bersih dikarenakan makin rusaknya lingkungan sumber air dan badan air sehingga mempengaruhi kualitas air yang ada.
Dia meminta agar industri dan rumah tangga tidak membuang limbah langsung ke badan air supaya tidak merusak kualitas air.
Oleh karena itu, dia mengajak semua pihak untuk tidak merusak lingkungan dan berlaku hemat dalam penggunaan air bersih.
"Dengan makin kurangnya sumber air bersih, masing-masing individu supaya menghemat penggunaan air. Kalau bisa menggunakan satu ember air untuk mandi, jangan boros memakai 2-3 ember air," katanya.
Gusti melihat meskipun Indonesia merupakan negara tropis, akan tetapi ketersediaan air bersih semakin menurun.
"Jangan sampai nantinya Kalimantan dikenang sebagai Mantan Kali," katanya bergurau.
Di Jakarta, dua komunitas melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia, yaitu Komunitas dari Direktorat Sungai dan Pantai Departemen Pekerjaan Umum (PU) dan komunitas dari aliansi LSM peduli Air.
Sedangkan di Purwokerto,Jawa Tengah, belasan mahasiswa dan pegiat lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Solidaritas Aksi Sungai Bersih Banyumas menggelar aksi membersihkan Sungai Banjaran, Purwokerto, untuk memperingati Hari Air 22 Maret 2011.
Aksi yang digelar di atas Jembatan Sungai Banjaran yang berada di Jalan Pemuda, Purwokerto, Selasa, diawali dengan kampanye yang mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan sungai.
"Kegiatan ini merupakan kampanye untuk menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya kebersihan air sungai karena air merupakan sumber kehidupan manusia. Kami juga menggelar aksi untuk membersihkan Sungai Banjaran ini dari sampah yang mengotorinya," kata koordinator aksi, Ilham.
Ia mengatakan, masyarakat diimbau untuk tidak membuang sampah di sepanjang aliran sungai karena selain menimbulkan pencemaran, juga dapat mengganggu aliran air sehingga mengakibatkan banjir.
Menurut dia, Sungai Banjaran merupakan salah satu contoh sungai yang telah tercemar berbagai limbah, terutama limbah rumah tangga.
"Padahal, Sungai Banjaran ini digunakan untuk keperluan sehari-hari termasuk untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK)," katanya.
(N006/Z003/S026)
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2011
Gambar : Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta. (FOTO ANTARA)
"Dari segi kuantitatif, air tersedia, tetapi daeri segi kualitatif ketersediaan air bersih semakin menurun dan tidak bisa digunakan," kata Gusti di Banjarmasin Selasa menanggapi Hari Air Sedunia yang diperingati tiap 22 Maret.
Gusti mengatakan semakin menurunnya ketersediaan air bersih dikarenakan makin rusaknya lingkungan sumber air dan badan air sehingga mempengaruhi kualitas air yang ada.
Dia meminta agar industri dan rumah tangga tidak membuang limbah langsung ke badan air supaya tidak merusak kualitas air.
Oleh karena itu, dia mengajak semua pihak untuk tidak merusak lingkungan dan berlaku hemat dalam penggunaan air bersih.
"Dengan makin kurangnya sumber air bersih, masing-masing individu supaya menghemat penggunaan air. Kalau bisa menggunakan satu ember air untuk mandi, jangan boros memakai 2-3 ember air," katanya.
Gusti melihat meskipun Indonesia merupakan negara tropis, akan tetapi ketersediaan air bersih semakin menurun.
"Jangan sampai nantinya Kalimantan dikenang sebagai Mantan Kali," katanya bergurau.
Di Jakarta, dua komunitas melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia, yaitu Komunitas dari Direktorat Sungai dan Pantai Departemen Pekerjaan Umum (PU) dan komunitas dari aliansi LSM peduli Air.
Sedangkan di Purwokerto,Jawa Tengah, belasan mahasiswa dan pegiat lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Solidaritas Aksi Sungai Bersih Banyumas menggelar aksi membersihkan Sungai Banjaran, Purwokerto, untuk memperingati Hari Air 22 Maret 2011.
Aksi yang digelar di atas Jembatan Sungai Banjaran yang berada di Jalan Pemuda, Purwokerto, Selasa, diawali dengan kampanye yang mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan sungai.
"Kegiatan ini merupakan kampanye untuk menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya kebersihan air sungai karena air merupakan sumber kehidupan manusia. Kami juga menggelar aksi untuk membersihkan Sungai Banjaran ini dari sampah yang mengotorinya," kata koordinator aksi, Ilham.
Ia mengatakan, masyarakat diimbau untuk tidak membuang sampah di sepanjang aliran sungai karena selain menimbulkan pencemaran, juga dapat mengganggu aliran air sehingga mengakibatkan banjir.
Menurut dia, Sungai Banjaran merupakan salah satu contoh sungai yang telah tercemar berbagai limbah, terutama limbah rumah tangga.
"Padahal, Sungai Banjaran ini digunakan untuk keperluan sehari-hari termasuk untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK)," katanya.
(N006/Z003/S026)
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2011
Gambar : Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta. (FOTO ANTARA)