Jakarta (ANTARA News-) - Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Prof Dr Lukman Hakim mengatakan, ekohidrologi adalah solusi permasalahan dari krisis air yang menghantui Indonesia.
"Ekohidrologi menemukan solusi permasalahan ketimbang hanya terfokus secara eksklusif pada masalah teknis," kata Lukman Hakim dalam konferensi pers terkait peringatan Hari Air Sedunia yang diadakan bersama dengan Unesco di Jakarta, Selasa.
Lukman menjelaskan, ekohidrologi adalah ilmu integratif baru yang melibatkan pencarian solusi bagi isu seputar air, manusia dan lingkungan. Pendekatan yang dilakukan adalah mengelola sumber daya air dan biodiversitas dalam satu kesatuan.
Meskipun ketersediaan air di Indonesia melimpah, namun secara kualitas tidak semuanya memenuhi kriteria air bersih dan sehat yang layak dikonsumsi. Saat ini separuh dari penduduk belum mengkonsumsi air bersih.
Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Herry Harjono mengatakan, ekohidrologi semuanya dilihat dengan ekosistem yang ada disekitarnya atau dalam satu kesatuan.
Ditambahkannya, saat ini Indonesia memiliki pusat penelitian ekohidrologi di bawah Unesco yaitu di LIPI yang nantinya akan memberikan masukan-masukan kepada pengambil keputusan.
Menteri Pekerjaan umum, Djoko Kirmanto menyatakan, salah satu upaya ekohidrologi adalah mendaur ulang air buangan atau air limbah sehingga dapat digunakan kembali seperti yang dilakukan Singapura.
Saat ini kita sudah punya teknologinya seperti di Bali. Air buangan dikumpulkan dalam suatu waduk dan airnya diproses. Air ini kualitasnya jauh lebih baik dibandingkan air sungai yang biasa kita konsumsi," kata Djoko.
Permasalahan saat ini adalah, masyarakat belum bisa menerima air buangan untuk dikonsumsi kembali. Diharapkan air limbah nantinya akan diproses dan digunakan untuk kegiatan lain sebelum untuk dikonsumsi.
(D016/A038)
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011
"Ekohidrologi menemukan solusi permasalahan ketimbang hanya terfokus secara eksklusif pada masalah teknis," kata Lukman Hakim dalam konferensi pers terkait peringatan Hari Air Sedunia yang diadakan bersama dengan Unesco di Jakarta, Selasa.
Lukman menjelaskan, ekohidrologi adalah ilmu integratif baru yang melibatkan pencarian solusi bagi isu seputar air, manusia dan lingkungan. Pendekatan yang dilakukan adalah mengelola sumber daya air dan biodiversitas dalam satu kesatuan.
Meskipun ketersediaan air di Indonesia melimpah, namun secara kualitas tidak semuanya memenuhi kriteria air bersih dan sehat yang layak dikonsumsi. Saat ini separuh dari penduduk belum mengkonsumsi air bersih.
Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Herry Harjono mengatakan, ekohidrologi semuanya dilihat dengan ekosistem yang ada disekitarnya atau dalam satu kesatuan.
Ditambahkannya, saat ini Indonesia memiliki pusat penelitian ekohidrologi di bawah Unesco yaitu di LIPI yang nantinya akan memberikan masukan-masukan kepada pengambil keputusan.
Menteri Pekerjaan umum, Djoko Kirmanto menyatakan, salah satu upaya ekohidrologi adalah mendaur ulang air buangan atau air limbah sehingga dapat digunakan kembali seperti yang dilakukan Singapura.
Saat ini kita sudah punya teknologinya seperti di Bali. Air buangan dikumpulkan dalam suatu waduk dan airnya diproses. Air ini kualitasnya jauh lebih baik dibandingkan air sungai yang biasa kita konsumsi," kata Djoko.
Permasalahan saat ini adalah, masyarakat belum bisa menerima air buangan untuk dikonsumsi kembali. Diharapkan air limbah nantinya akan diproses dan digunakan untuk kegiatan lain sebelum untuk dikonsumsi.
(D016/A038)
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011